Resensi Buku Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis-Teologis
Pendahuluan
Didalam Perjanjian Baru, kita berjumpa secara langsung dengan salah seorang pemrakarsa yang paling kuat di dunia, yajni Yesus dari Nazaret dan dengan pengikut-pengikut-Nya yang pertama. Banyak orang mengalami kehidupan mereka ditantang dan diubah oleh pengajaran di dalamnya. Sebab, Perjanjian Baru mengandung berita tentang watak dan kebutuhan manusia yang tetap relevandengan kehidupan sehari-hari di dunia modern.
Dr John Drane, sebagai penulis buku ini menjelaskan latar belakang Perjanjian Baru. Ia memperkenalkan tokoh-tokoh utamanya, ia menunjukkan sumber gagasan-gagasan mereka; dan dia menerangkan perkembangan dalam kehidupan jemaat mula-mula. Dengan begitu ia membuat Perjanjian Baru menjadi hidup bagi generasi pembaca yang baru. Tujuan dari buku ini sendiri yaitu untuk menempatkan Perjanjian Baru dalam konteks historis dan sosial yang tepat, dan memberikan pengantar serta pedoman bagi pembaca modern.
Resensi buku
Perjanjian Baru menceritakan tentang salah satu gerakan agama dan sosial yang paling menarik di dunia. Isinya seperti perpustakaan kecil yang terdiri dari surat-surat pribadi, kitab-kitab sejarah dan teologi. Kitab-kitab Perjanjian Baru di tulis di daerah terpencil kekaisaran Roma kuno tetapi ternyata beritanya tetap relevan bagi orang-orang dengan berbagai latar belakang budaya di segala waktu dan tempat. Dalam tiga bagian pertama buku ini telah banyak membicarakan kehidupan dan pengajaran Yesus, akan tetapi sedikit sekali membahas tentang bagaimana cara kita mengetahui tentang dia. Dengan sendirinya gambaran kita tentang Yesus didasarkan atas bagian-bagian Perjanjian Baru yang menceritakan tentang kehidupan dan pekerjaan-Nya, yakni dari kitab-kitab yang kita sebut “Injil”. Kata “Injil” adalah padanan dalam bahasa Indonesia untuk kata Yunani euanggelion yang dipakai Markus, dan mula-mula dipilih sebab kedua-duanya mempunyai arti yang sama.
Cerita-cerita mengenai Yesus dalam kitab-kitab Injil mengisahkan bagaimana Ia sendiri mempunyai dua belas pengikut yang khusus (Mat.10:1-4) walaupun diceritakan juga bahwa sering ribuan orang berkumpul untuk mendengar pengajaran-Nya (Mrk. 6:30-44; 8:1-9). Markus dan para penulis kitab Injil lainnya telah mendengar “kabar baik” tentang Yesus. Mereka telah mengakui kewibawaannya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam hidup mereka. Jadi ketika Markus menyebut Injilnya sebgai “permulaan kabar baik”, ia bermaksud menggambarkan tahap pertama dari perkembangan “kabar baik”, yakni berita yang telah diterimahnya. Kisah yang diceritakannya merupakan bagian integral dan penting dari cerita dan pengalamannya sebgai orang Kristen.
Bila kita menyebut para penulis kitab Injil sebagai “evangelis” atau “penginjil”, kita demikian secara tepat menggambarkan maksud mereka. Sebab mereka sangat terbeban menyampaikan berita tentang Yesus kepada orang-orang yang hidup sezaman dengan mereka, dan hal-hal yang menjadi perhatian seorang penulis biografi hanyalah merupakan soal kedua. Dari fakta ini sedikitnya, mempunyai tiga pengertian kita terhadap kitab-kitab Injil :
1. Kitab-kitab Injil merupakan kisah selektif tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. Pada waktu menyampaikan berita tersebut, tentu para rasul dan yang lainnya berbicara tentang peristiwa-peristiwa dari kehidupan Yesus. Markus dan para penulis lainnya tentu sudah mendengar peristiwa-peristiwa yang dipakai untuk menerangkan banyak khotbah dan mereka memasukkan kisah-kisah tersbut kedalam kitab-kitab Injil mereka untuk tujuan yang kira-kira serupa.
2. Karena kitab-kitab Injil merupakan ilustrasi pemberitaan para rasul, maka isinya bukan hanya cerita-cerita tentang Yesus. Tetapi sekarang telah diakui secara umum bahwa kitab-kitab Injil itu sendriri merupakan dokumen teologi yang sangat penting dari jemaat mula-mula, dan sebenarnya kita tidak pernah dapat menemukan suatu gambar tentang Yesus sebagai seorang guru Galilea yang sederhana. Betapa pun jauh ke masa silam kita kembali, bahwa Yesus yang kita temukan dalam halaman-halaman Perjanjian Baru adalah orang yang membuat pernyataan-pernyataan besar tentang diri-Nya sendiri dan mengucapkan pernyataan-pernyataan denitif tentang hububngan manusia dengan Allah.
3. Kalau para penulis kitab Injil memilih bahan mereka sesuai dengan tujuan penulisan masing-masing, itu berarti kita mungkin sekali dapat mengetahui sesuatu tentang penulis dan para pembaca mereka dengan cara membanding-bandingkan bahan-bahan yang mereka pilih dan pemakaian informasi tentang Yesus. Dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, kita dapat melakukannya dengan mudah, sebab pada dasarnya mereka menceritakan kisah yang sama dengan urutan yang sama, dan masing-masing mengulangi bagian-bagian besar dari bahan yang terdapat di kitab lainnya.
Kelebihan
1. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan telah diterima dengan baik oleh para pembaca yang mewakili pendapat kontenporer secara luas.
2. Banyak orang yang akan memperoleh manfaat dari buku ini. Bagi para dosen di sekolah tinggi teologi buku ini dapat merupakan dasar yang tepat guna mengajarkan mata kuliah Pengantar Perjanjian Baru.
3. Pembaca bisa dapat menggunakannya sebagai alat bantu untuk dapat mengerti Perjanjian Baru dan menggumuli relenvasinya bagi kehidupan mereka sendiri.
Kekurangan
1. Tidak memiliki pendahuluan
Komentar
Posting Komentar